Mengenal Bata Ringan, Jenis Pembagian dan Proses Pembuatannya
Bata ringan merupakan salah satu pengembangan teknologi tepat guna. Dimana awal mulanya bata ringan dibuat untuk pengganti bata dengan bobot yang tentunya lebih ringan dan juga kedap suara. Biarpun disebut bata ringan, Sebenarnya bata ini tidaklah terlalu ringan, satu bata ringan beratnya berkisar 8-10 kg tergantung dimensi. Cuma apabila dibandingkan dengan beton biasa/normal dengan ukuran yang sama, maka bata ringan ini jauh lebih ringan. Sehingga cocoknya bata ringan ini diberi nama Beton ringan bukan Bata ringan.
Bata ringan, nama yang diberikan ke beton ringan ini sudah begitu lekat dan "mendarah daging dimasyarakat" sehingga tidak perlu lagi kita ubah penyebutannya menjadi Beton ringan. Fungsi bata ringan ini umumnya digunakan sama seperti bata merah atau bata biasa, yaitu sebagai partisi dan tidak menerima beban struktur.
Bata ringan memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan bata biasa, seperti memiliki bentuk dan dimensi yang presisi sehingga akan menghemat perekat dan tidak perlu banyak siar.
Pada dasarnya, Bata ringan ini lebih ringan dari pada beton biasa disebabkan karena pada bata ringan, dibentuk pori/rongga udara. Rongga tersebut dibungkus beton sehingga menyebabkan didalam bata ringan terdapat ruang kosong yang kecil dan banyak.
Mungkin, pada awalnya akan terdengar aneh jikalau sebuah bata ringan ternyata mengapung di Air. bagaimana mungkin? Bata ringan yang merupakan beton bisa mengapung di air?
Jikalau kita bahas secara fisika, Bata ringan mengapung karena memiliki massa jenis yang lebih kecil dari Air. Apa mungkin bata ringan memiliki massa jenis yang lebih kecil dari air? iya, karena massa jenis adalah berat benda dengan volume yang sama. sementara jika kita timbang bata ringan maka untuk mendapatkan massa jenisnya harus dibagi dengan volume. Sementara Volume bata ringan itu terdiri dari banyak rongga udara.
Biar lebih enak dan mudah dipahami, saya buat analogi sederhana, Kenapa kapal laut yang terbuat dari besi mengapung? ya karena itu tadi, pengaruh udara.
lho.. kan besi di kapal laut tidak banyak rongga?
Bayangkan kita punya sebuah bola besar dengan pembungkus besi dengan ruang kosong udara yang tidak terhubung dengan udara luar. maka bola tersebut akan mengapung, sama seperti bata ringan, pori pori tersebut hampir tidak terhubung dengan udara luar.
Semakin sedikit rongga yang terhubung dengan udara luar dan satu sama lain, serta semakin kecil daya absorbsi/daya serap bata ringan, maka akan semakin lama bata ringan tersebut mengapung di air. jadi jangan heran, jikalau ada bata ringan mengapung hanya dalam satu minggu, habis itu tenggelam. Hal tersebut disebabkan karena absorbsi yang mengisi pori/rongga dalam bata ringan lambat laun terisi air dan juga dipengaruhi terhubung tidaknya antar pori.
Dipasaran, ada beberapa jenis Bata ringan yaitu bata ringan AAC dan CLC. Umumnya bata ringan yang banyak diproduksi dipasaran adalah bata ringan CLC. Lalu apa itu bata ringan AAC ? bata ringan AAC adalah bata ringan Autoclave Aerated Concrete Bata ringan ini dibuat dengan bantuan UAP bertekanan tinggi. Dimana dalam pembuatannya adonan dimasukkan kedalam alat Autoclaved. Didalam alat tersebut maka akan diberikan tekanan dan suhu tinggi, sehingga bahan material bata AAC yang merupakan bahan kapur dan pasir silika akan bereaksi membentuk pori. Produksi bata ringan AAC butuh biaya investasi yang besar, karena memerlukan ketel uap dan bilik aerated serta perawatannya dan juga butuh tim ahli untuk menjalankan alat serta metodenya. Tetapi bata ringan yang dihasilkan umumnya akan lebih ringan dari pada bata ringan CLC.
Bata ringan AAC memiliki kepadatan kering antara 650 kg/m3 sampai dengan 700 kg/m3. sedangkan bata ringa CLC berkisar antara 800 kg/m3 sampai 1000 kg/m3.
Jika bata AAC memerlukan peralatan mahal dan pembuatan dengan lingkungan khusus, maka berbeda dengan bata ringan CLC. Bata ringan CLC bisa dibilang metode pembuatannya adalah konvensional. Cellular Lightweight Concrete, atau yang dari tadi biasa kita sebut CLC merupakan adukan beton biasa dengan Semen dan agregat (halus). Agar beton memiliki berat yang ringan maka diperlukan pori yang banyak. Untuk membentuk rongga/pori tersebut maka ditambahkan admixture saat pengadukan. Additif atau admixture tersebut adalah Foam Agent yang berguna untuk membuat buih/rongga pada saat pengadukan. Kepadatan bata ringan CLC akan sangat bergantung terhadap berat jenis Buih yang dihasilkan Foam agent tersebut.
Cara pemasangan bata ringan mirip dengan pemasangan bata biasa atau batako. Perbedaannya adalah seluruh proses pemasangan harus sangat teliti, bila tidak maka tingkat ke-presisi-an tidak akan tercapai sehingga pasangan dan acian menjadi boros. Jidar aluminium dan waterpass mutlak harus dipergunakan. Untuk menjaga supaya adukan pasangan (baik dengan semen instan maupun semen biasa) bisa mempunyai ketebalan yang sama, maka digunakan sendok khusus yang mempunyai gigi-gigi persegi di ujungnya yang biasa disebut roskam. Dengan roskam ini akan diperoleh pasangan setebal 3-5 mm. Beda dengan bata merah dan batako, pasangan ini hanya menggunakan campuran semen dan air saja, tanpa pasir.
Bata ringan, nama yang diberikan ke beton ringan ini sudah begitu lekat dan "mendarah daging dimasyarakat" sehingga tidak perlu lagi kita ubah penyebutannya menjadi Beton ringan. Fungsi bata ringan ini umumnya digunakan sama seperti bata merah atau bata biasa, yaitu sebagai partisi dan tidak menerima beban struktur.
Bata ringan memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan bata biasa, seperti memiliki bentuk dan dimensi yang presisi sehingga akan menghemat perekat dan tidak perlu banyak siar.
Pada dasarnya, Bata ringan ini lebih ringan dari pada beton biasa disebabkan karena pada bata ringan, dibentuk pori/rongga udara. Rongga tersebut dibungkus beton sehingga menyebabkan didalam bata ringan terdapat ruang kosong yang kecil dan banyak.
Mungkin, pada awalnya akan terdengar aneh jikalau sebuah bata ringan ternyata mengapung di Air. bagaimana mungkin? Bata ringan yang merupakan beton bisa mengapung di air?
Jikalau kita bahas secara fisika, Bata ringan mengapung karena memiliki massa jenis yang lebih kecil dari Air. Apa mungkin bata ringan memiliki massa jenis yang lebih kecil dari air? iya, karena massa jenis adalah berat benda dengan volume yang sama. sementara jika kita timbang bata ringan maka untuk mendapatkan massa jenisnya harus dibagi dengan volume. Sementara Volume bata ringan itu terdiri dari banyak rongga udara.
Biar lebih enak dan mudah dipahami, saya buat analogi sederhana, Kenapa kapal laut yang terbuat dari besi mengapung? ya karena itu tadi, pengaruh udara.
lho.. kan besi di kapal laut tidak banyak rongga?
Bayangkan kita punya sebuah bola besar dengan pembungkus besi dengan ruang kosong udara yang tidak terhubung dengan udara luar. maka bola tersebut akan mengapung, sama seperti bata ringan, pori pori tersebut hampir tidak terhubung dengan udara luar.
Semakin sedikit rongga yang terhubung dengan udara luar dan satu sama lain, serta semakin kecil daya absorbsi/daya serap bata ringan, maka akan semakin lama bata ringan tersebut mengapung di air. jadi jangan heran, jikalau ada bata ringan mengapung hanya dalam satu minggu, habis itu tenggelam. Hal tersebut disebabkan karena absorbsi yang mengisi pori/rongga dalam bata ringan lambat laun terisi air dan juga dipengaruhi terhubung tidaknya antar pori.
Dipasaran, ada beberapa jenis Bata ringan yaitu bata ringan AAC dan CLC. Umumnya bata ringan yang banyak diproduksi dipasaran adalah bata ringan CLC. Lalu apa itu bata ringan AAC ? bata ringan AAC adalah bata ringan Autoclave Aerated Concrete Bata ringan ini dibuat dengan bantuan UAP bertekanan tinggi. Dimana dalam pembuatannya adonan dimasukkan kedalam alat Autoclaved. Didalam alat tersebut maka akan diberikan tekanan dan suhu tinggi, sehingga bahan material bata AAC yang merupakan bahan kapur dan pasir silika akan bereaksi membentuk pori. Produksi bata ringan AAC butuh biaya investasi yang besar, karena memerlukan ketel uap dan bilik aerated serta perawatannya dan juga butuh tim ahli untuk menjalankan alat serta metodenya. Tetapi bata ringan yang dihasilkan umumnya akan lebih ringan dari pada bata ringan CLC.
Bata ringan AAC memiliki kepadatan kering antara 650 kg/m3 sampai dengan 700 kg/m3. sedangkan bata ringa CLC berkisar antara 800 kg/m3 sampai 1000 kg/m3.
Jika bata AAC memerlukan peralatan mahal dan pembuatan dengan lingkungan khusus, maka berbeda dengan bata ringan CLC. Bata ringan CLC bisa dibilang metode pembuatannya adalah konvensional. Cellular Lightweight Concrete, atau yang dari tadi biasa kita sebut CLC merupakan adukan beton biasa dengan Semen dan agregat (halus). Agar beton memiliki berat yang ringan maka diperlukan pori yang banyak. Untuk membentuk rongga/pori tersebut maka ditambahkan admixture saat pengadukan. Additif atau admixture tersebut adalah Foam Agent yang berguna untuk membuat buih/rongga pada saat pengadukan. Kepadatan bata ringan CLC akan sangat bergantung terhadap berat jenis Buih yang dihasilkan Foam agent tersebut.
Cara pemasangan bata ringan mirip dengan pemasangan bata biasa atau batako. Perbedaannya adalah seluruh proses pemasangan harus sangat teliti, bila tidak maka tingkat ke-presisi-an tidak akan tercapai sehingga pasangan dan acian menjadi boros. Jidar aluminium dan waterpass mutlak harus dipergunakan. Untuk menjaga supaya adukan pasangan (baik dengan semen instan maupun semen biasa) bisa mempunyai ketebalan yang sama, maka digunakan sendok khusus yang mempunyai gigi-gigi persegi di ujungnya yang biasa disebut roskam. Dengan roskam ini akan diperoleh pasangan setebal 3-5 mm. Beda dengan bata merah dan batako, pasangan ini hanya menggunakan campuran semen dan air saja, tanpa pasir.
Post a Comment for "Mengenal Bata Ringan, Jenis Pembagian dan Proses Pembuatannya"
Silahkan tinggalkan komentar berupa saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan. Hanya komentar dengan Identitas yang jelas yang akan ditampilkan, Komentar Anonim, Unknown, Profil Error tidak akan di approved