Perencanaan Campuran Job Mix Desain Formula Beton
Dalam suatu perencanaan pembuatan job mix, komposisi kebutuhan dari tiap material pendukung akan berbeda tergantung data agregat yang digunakan. Sehingga sangat disarankan untuk melakukan berbagai percobaan
Dalam merencanakan mutu beton k 175, k 200, k 225, k 250, k 300, k 350 dan mutu lainnya kurang lebih langkah perencanaan campurannya seperti yang akan kita bahas berikut. dan untuk contoh, kita akan menghitung perencanaan campuran mutu campuran k 350.
Pelaksanaan campuran beton (trial mix) bertujuan untuk menyederhanakan variasi komposisi campuran yang dilakukan dalam percobaan nanti dan menentukan penggunaan kebutuhan air pencampur sehingga mudah untuk dikerjakan
Setelah ditetapkan komposisi campuran berdasarkan hasil mix design, selanjutnya adalah pelaksanaan pencampuran unsur-unsur beton.
Dalam merencanakan mutu beton k 175, k 200, k 225, k 250, k 300, k 350 dan mutu lainnya kurang lebih langkah perencanaan campurannya seperti yang akan kita bahas berikut. dan untuk contoh, kita akan menghitung perencanaan campuran mutu campuran k 350.
Setelah ditetapkan komposisi campuran berdasarkan hasil mix design, selanjutnya adalah pelaksanaan pencampuran unsur-unsur beton.
Perencanaan ini didasarkan pada SNI yang merujuk ke DoE yang dikembangkan oleh Department of Environment, Selain itu ada lagi metode perencanaan lain, salah satunya metode ACI (American Concrete Institute) dimana perbandingan antara kedua metode tersebut bisa dilihat di sini>> Perbandingan Metode Perencanaan Campuran Job mix Design Beton Antara Metode Doe Dan ACI.
Sebelum memulai perencanaan maka diperlukan data data dan spesifikasi mutu beton yang akan dibuat, maka dalam contoh kasus ini maka direncanakan suatu mix design dengan data-data sebagai berikut :
Tata cara pembuatan ini diambil dari SNI dan PBI. sumber grafik ada pada SNI dan juga PBI. Jika ada salah dalam Perhitungan diatas, mohon dikoreksi. Pada dasar nya perhitungan tersebut adalah contoh untuk memudahkan perhitungan.
Perencanaan ini didasarkan pada SNI yang merujuk ke DoE yang dikembangkan oleh Department of Environment, Selain itu ada lagi metode perencanaan lain, salah satunya metode ACI (American Concrete Institute) dimana perbandingan antara kedua metode tersebut bisa dilihat di sini>> Perbandingan Metode Perencanaan Campuran Job mix Design Beton Antara Metode Doe Dan ACI.
Selain itu perlu diketahui, ada banyak faktor penentu tercapainya mutu beton, lihat disini >> Berbagai faktor penentu mutu beton, Selain kondisi material, salah satunya adalah proses pengadukan beton, lihat disini >> Prosedur pengadukan beton dan juga ditentukan Metode penuangan beton serta Pelaksanaan quality control mutu beton
Semua aspek sangat memperngaruhi tercapainya mutu beton yang direncanakan, jika salah satu aspek tidak dilakukan dengan benar kemungkinan kualitaas beton tidak akan tercapai dan akan menyebabkan retak pada permukaan beton. Bagaimana mencegah retak pada beton ? dan juga bisa menyebabkan Keropos pada beton diakibatkan Segregasi dan Bleeding Pada Beton , Demikian semoga bermanfaat.
Sebelum memulai perencanaan maka diperlukan data data dan spesifikasi mutu beton yang akan dibuat, maka dalam contoh kasus ini maka direncanakan suatu mix design dengan data-data sebagai berikut :
- Mutu beton K ─ 350 (Pondasi) apa itu mutu beton k 350 ? lihat disini >> Mutu beton K
- Deviasi standard, S = 65 kg/cm2
- Jenis semen yang dipakai, type I/ S-550, untuk mengetahui lebih banyak Jenis semen, lihat disini >>Jenis semen dan fungsinya, Proses pembuatan semen.
- Data agregat yang digunakan :
Data Agregat
|
Agregat Halus Alami
|
Agregat Kasar Alami
|
Berat Jenis
|
2.38
|
2.78
|
Kadar Air
|
1.21
|
0.30
|
Daya Serap
|
2.04
|
0.16
|
Bj SSD
|
2.43
|
2.79
|
Gradasi
|
Zone 2
|
_
|
Aggregat harus lolos dan sesuai standard, Bagaimana cara menguji data agregat dan apa standardnya? lihat disini ? >> Parameter dan Standard Lengkap Agregat Halus (Pasir) untuk Beton, Pengujian berat jenis agregat halus, Kadar lumpur pada aggregat halus, pemeriksaan zat organik pada agregat halus, Pengujian berat jenis kerikil.
1. Kuat tekan karakteristik : 350 kg/cm2 (sesuai data)
3. Nilai tambah : 1.64 x 65 = 106.6 kg/cm2
4. Kuat tekan rata-rata : Umur 28
hari = 350 + 106.6 = 456.6 kg/cm2
5. Jenis semen : tipe I
(ditetapkan)
6. Jenis agregat halus : alami
(ditetapkan)
7. Jenis agregat kasar : alami
(ditetapkan)
8. Kuat tekan dengan Fas. 0,44 =
kekuatan tekan pada umur 28 hari = 470 kg/cm2
9. Faktor air semen (fas)
Sesuai dengan jenis
bahan-bahan yang akan digunakan , maka perkiraan kekuatan tekan beton yang akan
dicapai pada umur 28 hari adalah 470 kg/cm2 untuk fas 0,44
Untuk pemakaian beton pada pondasi, dari tabel diperoleh fas maks 0, 55. karena FAS
yang diperoleh pada langkah 9 masih lebih kecil dari fas maksimum. Pada langkah
10 maka nilai yang dipakai adalah yang terkecil.
11. Slump = 60 – 180 cm (sesuai
PBI untuk pondasi), bagaimana cara pengujian Slump ? lihat disini >> Metode Pengujian Slump
Tabel nilai Slump |
12. Ukuran maksimum agregat : 20 mm (ditetapkan) informasi tambahan tentang ukuran butiran, lihat disini >>Pengaruh ukuran butiran aggregat
Dengan ukuran
agregat maksimum 20 mm, tipe agregat alami dan slump 60 mm-180mm,
maka diperlukan air
bebas sebanyak 195 kg/cm2.
14. Kadar semen
Kadar air bebas
pada langkah 13 dibagi nilai fas yang terkecil = 195/0,44 = 443.18 kg/cm2
15. Kadar semen minimum
(gunakan tabel pada langkah 10)
Untuk pemakaian
beton pada pondasi, dari tabel 2,7 diperoleh kadar semen minimum 325 kg/cm2 karena kadar semen yang diperlukan
pada langkah 14 lebih besarl dari kadar semen minimum yang dipakai 443.18 kg/cm2
16. Fas yang disesuaikan yaitu
dilakukan penyesuaian nilai Fas
17. Gradasi agregat halus =
zona 2, agak kasar (sesuai data), Apa itu gradasi pasir dan bagaimana cara pengujiannya, lihat disini >>> Pengujian analisa gradasi Pasir
Berdasarkan ukuran
maksimum agregat = 20 mm, slump = 60 -180 mm
Fas = 0,44 serta
gradasi agregat halus pada zone 2,
maka diperoleh dari
grafik , persentase agregat halus = 40%
19. Persen agregat kasar :
100% - persen agregat halus
: 100% - 45 % = 60%
20. Berat jenis agregat
gabungan :
BJ agregat gabungan
= % ag halus – BJ ag halus +% ag
kasar . BJ ag halus
= 40% (2,43)
+ 60% (2,79)
= 2,646 g/dm3
Berdasarkan nilai
BJ standart agregat gabungan = 2,646 dibuat sebuah garis bantu seperti garis
miring lain yang sudah ada.
Berdasarkan kadar
air bebas 195 kg/cm3, ditarik garis vertikal keatas sampai berpotongan dengan
garis bantu pada langkah 21.a
Pada titik
berpotongan tersebut garis horizontal kekiri sehingga memotong sumbu-y. Nilai
tersebut merupakan berat jenis beton segar = 2380 kg/m3
22. Kadar agregat gabungan
= Bj beton segar – kadar semen – kadar air bebas
= 2380 – 443.18 – 195
= 1741.8 kg/m3
23. Kadar agregat halus
= % agregat halus x kadar agregat gabungan
= 0,4 x 1741.8 kg/m3
= 696.72 kg
24. Kadar agregat kasar
= % agregat kasar x kadar agregat gabungan
= 0, 60 x 1741.8 kg/m3
= 1045.08 kg
Dari hasil
perhitungan diatas, diperoleh komposisi campuran beton perm3
Semen (kg)
|
Agregat halus
(kg)
|
Agregat kasar
(kg)
|
Air (kg)
|
443
|
696
|
1045.08
|
195
|
Hasil lengkap
perhitungan perencanaan beton diatas dapat dilihat pada lembar daftar isian mix
design pada Tabel terakhir dibawah.
Koreksi Campuran terhadap kondisi material dilapangan.
pada hasil perhitungan tersebut diatas adalah pada kondisi SSD, sehingga perlu lagi dikoreksi terhadap kondisi material dilapangan.
pada hasil perhitungan tersebut diatas adalah pada kondisi SSD, sehingga perlu lagi dikoreksi terhadap kondisi material dilapangan.
Koreksi kadar air
campuran
1. Semen = 443 kg (tetap)
2. Agregat halus
(pasir) = pasir + (Kadar Air pasir - absorbsi pasir) x pasir
= 696 + ((1.21 % - 2.04%) x 696)
= 690.23 kg
3. Agregat kasar
(kerikil) = kerikil + (KA kerikil – absorbsi kerikil) x kerikil
= 1045.08 + ((0.30%- 0,16%) x 1045.08)
= 1046.54 kg
4. Air =
195 - ((1.21 % - 2.04%) x 696)- ((0.30%- 0,16%) x 1045.08)
= 195 + 5.77 – 1.46
= 199 ltr
Setelah koreksi :
Semen (kg)
|
Agregat halus
(kg)
|
Agregat kasar
(kg)
|
Air (kg)
|
443
|
690
|
1046
|
199
|
DAFTAR ISIAN MIX DESAIN
Demikianlah tata cara perhitungan campuran Job mix desain beton. Jika ingin mengkonversikan komposisi material tersebut kedalam ember atau dolak dalam pelaksanaan di lapangan, silahkan lihat disini >> Membuat Beton K dilapanganTata cara pembuatan ini diambil dari SNI dan PBI. sumber grafik ada pada SNI dan juga PBI. Jika ada salah dalam Perhitungan diatas, mohon dikoreksi. Pada dasar nya perhitungan tersebut adalah contoh untuk memudahkan perhitungan.
Perencanaan ini didasarkan pada SNI yang merujuk ke DoE yang dikembangkan oleh Department of Environment, Selain itu ada lagi metode perencanaan lain, salah satunya metode ACI (American Concrete Institute) dimana perbandingan antara kedua metode tersebut bisa dilihat di sini>> Perbandingan Metode Perencanaan Campuran Job mix Design Beton Antara Metode Doe Dan ACI.
Selain itu perlu diketahui, ada banyak faktor penentu tercapainya mutu beton, lihat disini >> Berbagai faktor penentu mutu beton, Selain kondisi material, salah satunya adalah proses pengadukan beton, lihat disini >> Prosedur pengadukan beton dan juga ditentukan Metode penuangan beton serta Pelaksanaan quality control mutu beton
Semua aspek sangat memperngaruhi tercapainya mutu beton yang direncanakan, jika salah satu aspek tidak dilakukan dengan benar kemungkinan kualitaas beton tidak akan tercapai dan akan menyebabkan retak pada permukaan beton. Bagaimana mencegah retak pada beton ? dan juga bisa menyebabkan Keropos pada beton diakibatkan Segregasi dan Bleeding Pada Beton , Demikian semoga bermanfaat.
terima kasih!!! sangat membantu :)
ReplyDeleteTerimakasih. Senang jika bisa bermanfaat
Deletesangat bermanfaat
ReplyDeletegood konten
ReplyDeleteTrims untuk ilmunya pak, boleh nanya pak, punya perhitungan prosentase agregat halus dengan cara analitis tidak pak?
ReplyDeleteTerima kasih untuk jawabannya
dalam pembahasan diatas merujuk sni dengan metode DOE, agregat halus ditentukan dengan grafik. namun pada SNI terbaru yang merujuk ACI, agregat halus ditentukan setelah agregat kasar berdasarkan modulus agregat halus.
Deletesangat membantu menambah wawasan, bagi saya yg baru berkecimpung di laboratorium Quality Control.
ReplyDeletekang bisa minta file Excel Job Mix nya
ReplyDelete